KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Bahasa
Alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran,
merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Tentu saja
itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya guru dan
orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam
komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh
segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara
tertulis.
Pesatnya
perkembangan jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai
muda Indonesia dengan dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay
juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa
harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Akan
tetapi, munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius
terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa
generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu linguistik memang dikenal adanya
beragam-ragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa baku biasnya digunakan dalm
acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi bahasa Alay merupakan bahasa gaul
yang tidak mengindah.
Alih-alih
mempermudah orang lain mengerti apa yang hendak dikatakan, penggunaan bahsa
alay justru memperlambat orang lain untuk memahami apa yang diungkapkan,
terlebih lagi orang tersebut tidak terbiasa dengan bahasa Alay karena
membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahaminya.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat
ini sudah sangat tidak mnegindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend
belaka (Misbakhul Munir, Guru SD Al-Azhar Syifa Budi, Solo)
2.3 Penelitian Terkait
Menurut data analisis untuk membuat karya
tulis ilmiah dengan judul “EKSISTENSI BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA ALAY”
kami mengumplkan data dari beberapa artikel dan narasumber, dari pengumpulan
data tersebut kita dapat banyak memperoleh sumber kajian untuk melengkapi karya
tulis ilmiah kami dengan sumber buku
Buku Mini : Bahasaku Indonesia, stemmare, dalam seminar “Potret Buram
Sampah Pemuda 1928. Digitalisasi Bahasa Indonesia”, Jakarta, 9 Oktober 2010
2.4 Skema Berpikir
Definisi Bahasa Alay
Ciri Ciri
Bahasa Alay Dampak Bahasa Alay
Pengaruh Bahasa Alay
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Gambaran Wilayah Kajian
Kami mengambil lokasi penelitian dari sumber
internet dan wawancara dari
beberapa mahasiswa AKADEMI KEBIDANAN WIYATA MITRA HUSADA, dari internet dan wawancara
tersebut kami bisa
menemukan berbagai pendapat tiap – tiap orang mengenai bahasa alay dan
pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia. Waktu penelitiannya kami mencari waktu
ketika istirahat kuliah dengan memanfaatkan fasiliras yang ada.
3.2 Metode Penelitian
Kami
memilih topik dengan judul diatas karena kami prihatin adanya perkembangan
bhasa alay yang sangat pesat dalam pergaulan saat ini,dan kami kira sudah
mengancam eksistensi penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.
3.3 Langkah Penelitian
Kami mengumpulkan data dengan cara browsing
melalui internet dan mewawancarai dari beberapa nara sumber dari mahasiswa
AKADEMI KEBIDANAN WIYATA MITRA HUSADA yang menurut kelompok kami sesuai atau
layak dengan pembahasan makalah yang kami buat. Setelah itu kami menganalisis
dan mengkoreksi kembali kemudian apabila sudah tepat dan sesuai dengan
pembahasan kami selanjutnya menjadikan analisis tersebut sebagai bahan
penelitian.
3.4 Informan Peneltian atau Percontoh
Penelitian
Kelompok kami meniliti karya tulis
ilmiah kami yang berjudul “EKSISTENSI BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA ALAY”
dengan cara mewanwancarai beberapa narasumber dari mahasiswa AKADEMI KEBIDANAN
WIYATA MITRA HUSADA khususnya kelas fibula, untuk memperkuat hasil peneliian
karya tulis ilmiah kami.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Kami melakukan beberapa observasi
yang ada di internet dan
mewawancarai beberapa narasumber dari mahasiswa AKADEMI KEBIDANAN WIYATA MITRA
HUSADA untuk
kami jadikan sebagai bahan pembuatan karya tulis ilmiah.
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah kami mengumpulkan artikel –
artikel dan hasil wawancara
dari beberapa narasumber yang kami rasa benar dan mendukung penulisan
karya ilmiah kami selanjutnya kami menganalisis data tersebut selanjutnya kami
pilih sebagai bahan karya tulis.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Awal Mula Bahasa ALAY
Bahasa
Alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS
(Short Message Service) atau pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan
tarif per karakter ataupun per SMS yang berfungsi untuk menghemat biaya.
Namun dalam perkembangannya kata-kata yang disingkat tersebut semakin melenceng, apalagi sekarang sudah ada situs jejaring sosial. Dan sekarang penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di situs jejaring sosial tersebut, yang lebih parahnya lagi sudah bukan menyingkat kata lagi, namun sudah merubah kosa katanya bahkan cara penulisannya pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosa katanya pun menceng jauh dari yang dimaksud.
Namun dalam perkembangannya kata-kata yang disingkat tersebut semakin melenceng, apalagi sekarang sudah ada situs jejaring sosial. Dan sekarang penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di situs jejaring sosial tersebut, yang lebih parahnya lagi sudah bukan menyingkat kata lagi, namun sudah merubah kosa katanya bahkan cara penulisannya pun bisa membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosa katanya pun menceng jauh dari yang dimaksud.
Alay adalah singkatan dari anak layangan, alah lebay, anak
Layu, atau anak keLayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang
Pulang). Tapi yang paling santer adalah anak layangan. Istilah ini untuk
menggambarkan anak yang sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon, asal usul
alay diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut
merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan.
Koentjara
Ningrat:
“Alay
adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya
diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya
berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat
dunia maya (baca: Pengguna internet sejati,kayak blogger dan kaskuser).
Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat
sekitar”
Selo
Soemaridjan:
“Alay adalah perilaku remaja
Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat
diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang
sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV
(sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu.”
Tapi
seiring perkembangan zaman, alay sering diidentifikasikan menjadi narsis,
fotogenic, sok gaul, emo, dan lain-lain. Secara garis besar, mungkin karena
salah pergaulan, maka yang merupakan ciri-ciri alay adalah sebagai berikut:
1.
Selalu merasa paling
tahu tentang bersepeda dan kegiatan bersepeda padahal jarang sekali bersepeda,
bersepeda hanya pada saat kegiatan tertentu
2. Jika sedang berkumpul
bersama memakai handshet untuk mendengarkan lagu lewat handphone senang
memamerkan keseruannya kondisi terparah juga sering menunjukkan sms dari teman
ke teman yang lain agar diperhatikan oleh teman-temannya.
3. Bergaya
seperti EMO tetapi ditanya sejarahnya EMO tidak mengerti.
4.
Menganggap dirinya eksis di media sosial ( kalau berkomentar bersaing untuk saling
menyalahkan )
5. Dimana
mereka berada selalu gemar melakukan foto – foto dan tidak peduli dimana mereka
berada.
6. Kasus para laki – laki kegiatannya hanya mencari musuh
dengan teman – teman lainnya agar dianggap keren.
7. Di media sosial kasusnya perempuan memajang foto – foto mereka
yang cantik walaupun mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
8. Menghina
orang lain yang sama sekali tidak dikenal.
Berikut
adalah kata-kata alay yang biasanya digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
Add
: Et, Ett (biasanya
minta di add friendster/facebook/twitter)
Aja
: Ja, Ajj
Aku
: Akyu, Akuwh, Akku, q.
Anak
: Nax, Anx, Naq
Apa
: Pa, PPa (PPa ???)
Banget
: Bangedh, Beud, Beut
Baru
: Ru
Belum
: Lom, Lum
Bokep
: Bokebb
Boleh
: Leh
Buat
: Wat, Wad
Cakep
: Ckepp
Cape
: Cppe, Cpeg
Cewek
: Cwekz
Kamu
: Kamuh, Kamyu, Qmu,
Kamuwh
Kan
: Khan, Kant, Kanz
Mengeluh
: Hufft
Nggak
: Gga, Gax, Gag, Gz
Nih
: Niyh, Niech, Nieyh
Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misal’a,
misal.a
Paling
: Plink, P’ling
Pasti
: Pzt
Punya
: Pya, P’y
Reply
: Repp (ini yang paling
sering ditemukan di dunia maya)
Rumah
: Humz, Hozz
Salam
: Lam
Sayang
: Saiank, Saiang
Sorry
: Cowwyy, Sowry
Tapi
: PPi
Tau
: Taw, Tawh, Tw
Telepon
: Tilp
Tempat
: T4
Terus
: Rus, Tyuz, Tyz
Tiap
: Tyap
Tuh
: Tuwh, Tuch
Udah
: Dagh
Ya/Iya
: Yupz, Ia, Iupz
Yang
: Iank/Iang, Eank/Eang
(ada juga yang iiank/iiang)
Yuk
: Yuq, Yuqz, Yukz
Contoh kalimat alay:
Aq 4L4Y — QM Maw Ap4h?!
Aq 4L4Y — QM Maw Ap4h?!
QmO
dLaM iDopQhO (kamu dalam hidupku..)
q
tWo……… (aku tau……)
qMo
mANk cLiD wAd cYanK m qHo (kamu memang sulit buat sayang sama aku)
tPhE
qMo pLu tHwO„„„ (tapi kamu perlu tau….)
mY
LuPi”…… (my love, cintaku, lupi lupi di kuping gue kedengerannya kayak permen
yupi) aLwaYs 4’U……… (always for you, cuman buat kamu)
DAMPAK BAHASA ALAY
Dampak positifnya :
Dampak positifnya :
Dengan
digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas
dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati
tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi,
tepat, media dan komunikan yang tepat juga.
Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Alay itu adalah seni. Dengan mengkombinasikan antara huruf dan angka, setidaknya membuat orang lain untuk lebih mencermati bahwa kombinasi itu bisa di baca. Atau mungkin juga bisa jadi sebuah simbol atau kode rahasia.
perlu ditunggu adalah bahasa apa Lagi yang akan muncul?
Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Alay itu adalah seni. Dengan mengkombinasikan antara huruf dan angka, setidaknya membuat orang lain untuk lebih mencermati bahwa kombinasi itu bisa di baca. Atau mungkin juga bisa jadi sebuah simbol atau kode rahasia.
perlu ditunggu adalah bahasa apa Lagi yang akan muncul?
Dampak negatifnya
Penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay. Karena, bahasa Alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa Alay sebagai komunikasi. Maka sebaiknya bahasa-bahasa Alay digunakan pada tempat, situasi dan forum yang tepat.
Bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay. Karena, bahasa Alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa Alay sebagai komunikasi. Maka sebaiknya bahasa-bahasa Alay digunakan pada tempat, situasi dan forum yang tepat.
Bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Pengaruh bahasa alay
terhadap Bahasa Indonesia.
Para ABG yang gemar bertutur Alay dalam tulisannya sudah jelas merongrong keutuhan Bahasa Indonesia. Bila dalam satu kalimat ada kata-kata gue dan lo mungkin gak terlalu mengganggu sebuah makna. Tapi pada saat sebuah kalimat dan semua kata-kata yang ada dalam kalimat itu disingkat dan dibubuhi angka sebagai huruf, artinya menjadi kabur dan banyak tafsiran. Dalam Alay memang gak ada singkatan baku, kita bebas menyingkat kata sendiri dan membiarkan pembaca menafsirkannya dengan panduan kata sebelum dan sesudahnya.
Apabila kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia. Tidak berbeda dengan bahasa lisan artis dan pejabat kita yang mau bergaya dan sok berpendidikan dengan sisipan bahasa asing.
Untuk di perhatikan. Bahasa Alay tidaklah salah, semua bahasa digunakan sebagai alat untuk bermokunikasi. Termasuk bahasa Alay dan bahasa daerah. Namun bahasa daerah bukan dikategori bahasa Alay meskipun terkadang terderang aneh, karena bahasa daerah merupakan bahasa yang telah membudaya dari leluhur dan seharusnya dilestarikan. Tetapi untuk tetap menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ada baiknya kita mengetahui kapan, dimana dan pada saat apa semua bahasa-bahasa itu digunakan. Ketika kita berkumpul dengan komunitas yang berkomunikasi dengan bahasa Alay maka tidak ada salahnya. Begitu pula menggunakan bahasa daerah.
Untuk penggunaan bahasa Indonesia sendiri, menurut saya penggunaanya harus lebih ditekankan dan dipelajari lebih dalam. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, bahasa pemersatu seluruh elemen masyarakat, daerah, suku adat-istiadat, semua disatukan oleh bahasa Indonesia. Maka sudah seharusnya, kita harus bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara satu sama lain, bahkan masih banyak orang Indonesia yang tidak bisa berbicara Bahasa Indonesia. Ini sungguh memalukan.
Salahudin Wahid di opini Kompas hari ini tentang Bangga Berbahasa Indonesia mengutip Djojok Soepardjo bahwa tonggak medernisasi di Jepang bukan hanya Restorasi Meiji 1868, tapi juga kekuatan pada budaya dan kecintaan pada bahasa Jepang yang membuat restorasi berjalan mantap. Karena itu, meski hancur pada Perang Dunia II mereka bangkit dalam 10 tahun, dan tiap tahun mencatat perkembangan ekonomi di atas 10 persen. Ini semua karena kekuatan mencintai bahasa Jepang juga menjadi kekuatan menghadapi modernisasi
Namun, semua itu pasti ada zaman-zamannya misalkan dulu heboh dengan bahasa alay namun dengan sendirinya berangsur-angsur hilang dan bahasa Alay bukan tidak mungkin akan hilang juga dari peredarannya.
Para ABG yang gemar bertutur Alay dalam tulisannya sudah jelas merongrong keutuhan Bahasa Indonesia. Bila dalam satu kalimat ada kata-kata gue dan lo mungkin gak terlalu mengganggu sebuah makna. Tapi pada saat sebuah kalimat dan semua kata-kata yang ada dalam kalimat itu disingkat dan dibubuhi angka sebagai huruf, artinya menjadi kabur dan banyak tafsiran. Dalam Alay memang gak ada singkatan baku, kita bebas menyingkat kata sendiri dan membiarkan pembaca menafsirkannya dengan panduan kata sebelum dan sesudahnya.
Apabila kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia. Tidak berbeda dengan bahasa lisan artis dan pejabat kita yang mau bergaya dan sok berpendidikan dengan sisipan bahasa asing.
Untuk di perhatikan. Bahasa Alay tidaklah salah, semua bahasa digunakan sebagai alat untuk bermokunikasi. Termasuk bahasa Alay dan bahasa daerah. Namun bahasa daerah bukan dikategori bahasa Alay meskipun terkadang terderang aneh, karena bahasa daerah merupakan bahasa yang telah membudaya dari leluhur dan seharusnya dilestarikan. Tetapi untuk tetap menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ada baiknya kita mengetahui kapan, dimana dan pada saat apa semua bahasa-bahasa itu digunakan. Ketika kita berkumpul dengan komunitas yang berkomunikasi dengan bahasa Alay maka tidak ada salahnya. Begitu pula menggunakan bahasa daerah.
Untuk penggunaan bahasa Indonesia sendiri, menurut saya penggunaanya harus lebih ditekankan dan dipelajari lebih dalam. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, bahasa pemersatu seluruh elemen masyarakat, daerah, suku adat-istiadat, semua disatukan oleh bahasa Indonesia. Maka sudah seharusnya, kita harus bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara satu sama lain, bahkan masih banyak orang Indonesia yang tidak bisa berbicara Bahasa Indonesia. Ini sungguh memalukan.
Salahudin Wahid di opini Kompas hari ini tentang Bangga Berbahasa Indonesia mengutip Djojok Soepardjo bahwa tonggak medernisasi di Jepang bukan hanya Restorasi Meiji 1868, tapi juga kekuatan pada budaya dan kecintaan pada bahasa Jepang yang membuat restorasi berjalan mantap. Karena itu, meski hancur pada Perang Dunia II mereka bangkit dalam 10 tahun, dan tiap tahun mencatat perkembangan ekonomi di atas 10 persen. Ini semua karena kekuatan mencintai bahasa Jepang juga menjadi kekuatan menghadapi modernisasi
Namun, semua itu pasti ada zaman-zamannya misalkan dulu heboh dengan bahasa alay namun dengan sendirinya berangsur-angsur hilang dan bahasa Alay bukan tidak mungkin akan hilang juga dari peredarannya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diajukan dari pembahasan ini
adalah:
1. Ciri
dari alay tersebut adalah tulisannya yang aneh dan di luar nalar serta akal
sehat. Di sini, saya akan mengklasifikasikan alay-alay ke beberapa tingkatan
atau strata menurut dari tulisan mereka.
2. Bahasa
Alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) atau
pesan singkat dari layanan operator yang mengenakan tarif per karakter yan
berfungsi untuk menghemat biaya
3. Tulisan
gaya alay bisa dengan mudah ditemukan di blog dan forum di internet.
4. Kalangan
pendidik hendaknya tidak perlu gelisah berlebihan karena menganggap
perkembangan "Bahasa Alay" dapat merusak Bahasa Indonesia.
Bahasa
alay yang banyak digunakan oleh generasi muda Indonesia hanya mempunyai syarat
mengancam dan merusak bahasa Indonesia apabila digunakan pada media yang tidak
pada tempatnya.
5.2 Saran
Dilihat dari observasi dari kelompok kami
tentang penulisan karya tulis ilmiah tersebut. Baiknya jika mulai dari sekarang
kita harus menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan EYD. Karena dapat merusak
bahasa indonesia.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking